Pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang IP Address. Pada artikel kali ini masih berkutat pada pengantar Settingan DVR ke Internet, dan erat kaitannya dengan IP Address. Bagi pembaca yang belum membaca artikel sebelumnya bisa melihat di artikel terdahulu berjudul “Settingan DVR ke Internet – Konsep TCP/IP [Pengantar]”.
Bagi yang sering melakukan Settingan DVR ke Internet, terutama pada menu networking mungkin tidak asing lagi dengan parameter IP Address dan Port.Port disini jika diartikan secara harfiah adalah gerbang atau pintu masuk atau jalan keluar masuk. Dan port yang dimaksud disini tentu saja port logical bukan port secara hardware/fisik seperti port USB, port BNC, dan port/colokan lainnya. Port logical ini digunakan dilingkungan jaringan komputer lokal (LAN) ataupun internet (WAN).
Software DVR (dan software jaringan lainnya) menggunakan port logical ini sebagai jalur transfer data untuk melakukan koneksi dengan komputer lain.
Ada 3 jenis port:
- Well-known port. Port yang sudah dan sering digunakan pada service yang sama. Range port ini berkisar antara 0 –1023. Contoh port ini adalah : port 80 pada layanan web, port 21 pada layanan FTP, port 23 pada layanan telnet, port 25 pada layanan SMTP (email), port 110 pada layanan POP3 (email), dll.
- Registered Port. Rangenya berkisar dari 1024 - 49151.
- Dynamically Assigned Port. Berkisar dari 1024 – 65536.
Lalu port mana yang bisa digunakan pada Settingan DVR ke Internet? Menurut pengalaman saya port yang paling aman digunakan adalah port yang rangenya di atas 1024 atau anda bisa saja menggunakan port default bawaan DVR, karena biasanya factory sudah mensetting di port yang tidak biasa, misal 5445, 8000, 10101, dsb.
Port berdasarkan arah data terbagi menjadi 2, yaitu port outgoing dan port incoming.
- Port disebut port outgoing jika arah permintaan data berasal dari jaringan internal (client) ke jaringan eksternal (server). Contohnya adalah saat kita surfing menggunakan browser firefox maka port yang digunakan adalah port outgoing di port 80. Browser firefox berlaku sebagai client, sedangkan server yang menyediakan website adalah web server. Port outgoing akan selalu dibuka, kalau ditutup ga akan ada yang jualan internet lagi dong.
- Port disebut port incoming jika arah permintaan data berasal dari jaringan eksternal (client) ke jaringan internal (server). Contoh yang paling konkrit adalah pada aplikasi DVR. Software client DVR berasal dari jaringan eksternal sedangkan DVR yang berlaku sebagai server video berada di jaringa internal. Nah terbuka atau tertutupnya port tergantung dari kebijakan penyedia internet. Untuk speedy semua port ditutup, tetapi kita dengan leluasa bisa membuka semua portnya. Fastnet yang menutup portnya dari port 1 s/d port 1024. Satu lagi, kartu three yang menutup semua port incomingnya, cmiiw. Bisa dipahami kebijakan penutupan incoming port ini dilakukan untuk menjaga kualitas pelayanan internetnya, sebab jika line internet port incomingnya dibuka maka user bisa meletakan server dengan leluasa dan tentu saja ini mempengaruhi kinerja keseluruhan. Sekali lagi cmiiw.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa saat kita melakukan Settingan DVR ke Internet, maka kita telah membuat suatu server video dimana arah permintaan data berasal dari luar jaringan, yang artinya kita harus membuka port yang telah kita setting di DVR.
Bagaimana cara membuka port? Untuk membuka port bisa dilakukan di ADSL modem atau router, dengan satu catatan IP Address DVR harus satu segment dengan ADLS modem/router. Misal IP Address ADSL modem 192.168.1.1 maka IP Address DVR harus disegment 192.168.1.xxx, (xxx rangenya dari 2 – 254). Setelah itu cari saja sub menu Virtual Servers, atau Port Forwarding, atau bahkan pada tipe-tipe tertentu ada yang menamakannya Service di menu ADSL modem/router.
Disitu kita akan menemukan menu start port number dan end port number, jika yang dibuka adalah single port isi saja dengan nilai yang sama. Selain itu ada nama aplikasi dari port tsb, isi saja dengan nama DVR atau video server. Dan terakhir IP address DVR yang port-nya kita buka. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah. Pada menu router dengan merk lain kurang lebih sama.
Submenu ini biasanya ada di bawah menu Advanced Setup –> NAT. Kita bisa menambahkan beberapa device yang portnya akan kita buka. Bisa saja dalam satu koneksi ada 3 DVR yang akan kita buka port-nya. Jika demikian halnya maka yang harus diperhatikan adalah IP Address dan port ke-3 DVR tersebut harus berbeda. Contoh:
- DVR 1, IP Address : 192.168.1.20 Port : 8000.
- DVR 2, IP Address : 192.168.1.21 Port : 8001.
- DVR 3, IP Address : 192.168.1.22 Port : 8002.
Sebenarnya ada langkah yang paling cepat untuk membuka port DVR. Cari menu DMZ dan isikan saja IP Address DVR, dan voila maka SEMUA port akan terbuka secara otomatis tanpa harus kita membuat definisnya satu per satu. Ada 2 kekurangan dari DMZ ini menurut saya:
- Dari sisi security sangat rentan, karena semua port dibuka. Ini berlaku terutama jika DVR yang digunakan adalah DVR PC Based.
- Kadang-kadang port tetap tertutup pada merk tertentu walaupun sudah kita masukan ke DMZ.
Pertanyaan terakhir adalah bagaimana kita mengetahui suatu port sudah terbuka atau tidak? Kita bisa menggunakan layanan gratis dari http://www.canyouseeme.org untuk memeriksanya. Cukup kunjungi situs tersebut dan isikan port yang kita maksud, klik Check. Insya Allah jika dinyatakan sukses maka 90% DVR sudah bisa diakses via internet. Jika disebutkan error seperti gambar di bawah, coba diperiksa lagi settingan open portnya.
Sekian artikel kali ini. Tunggu kelanjutan artikel ini…
Semoga bermanfaat…