Salah satu fungsi DVR yang sering digunakan pada DVR selain merekam dan memutar ulang adalah mem-backup. Backup itu sendiri bisa diartikan sebagai proses untuk menyimpan sebagian durasi record dari HD internal ke media eksternal, bisa usb stick (flashdisk), ataupun hard disk external.
Saya sebutkan “sebagian durasi record”.Hanya “sebagian”, bukan seluruh/semua isi hard disk atau semua data rekaman kita backup ke media eksternal. Itupun (backup) dilakukan kalau ada kejadian luar biasa, misal ada pencurian, perampokan, dll.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, tatkala backup seluruh hard disk menjadi hal yang harus dilakukan:
- Apa yang akan anda lakukan dengan data hasil backup yang begitu besarnya? Sangat disayangkan, hard disk yang digunakan sebagai media backup hanya jadi pajangan. Karena sudah menjadi hal biasa sekarang ini, hard disk dengan kapasitas 500 GB dipasang di DVR. Hard disk 500 GB digunakan untuk menyimpan data backup selama 1 bulan, nah kalo 2 bulan? 3 bulan gimana? Saya katakan sesuatu pada anda, ini hard disk bung bukan kaset pita VHS.
- Rata-rata kecepatan backup via port USB adalah 2 MB per detik. Secara teori maka waktu yang diperlukan untuk proses backup pada hard disk internal DVR 500 GB adalah sbb: 500 GB = 500 000 MB. 500 000 / 2 = 250 000 detik. 250 000 / 3600 = 69,4444 = kurang lebih 3 hari. Nah seperti kita ketahui pada proses backup ini selalu ada WAKTU AWAL BACKUP dan WAKTU AKHIR BACKUP. Dengan adanya penentuan awal dan akhir otomatis proses record HARUS berhenti, karena mustahil tidak ada WAKTU AKHIR BACKUP (proses backup akan infinite tanpa berkesudahan). Dengan perhitungan tadi, maka dapat dipastikan proses record akan terhenti selama kurang lebih 3 hari. Bagaimana jika saat proses backup ada kejadian luar biasa? misalkan pencurian.
Dari dua hal diatas dapat dipastikan begitu ribetnya backup full 1 hard disk. Jadi saya sarankan gunakan fitur backup sesuai peruntukannya ----> “menyimpan sebagian durasi record pada waktu krusial“ , dan save your hard disk.
Jika anda keukeuh, bersikeras untuk membuat “perpustakaan” hard disk hasil backup, berikut saran dari saya:
- Biarkan DVR merekam full 1 hard disk, jangan aktifkan fitur over write. Setelah hard disk full, anda bawa hard disk baru yang kosong. Buka dan ganti hard disk yang ada di dalam DVR dengan hard disk kosong tersebut. Lebih simpel dan anda tidak sampai kehilangan proses record selama 3 hari.
- Gunakan fitur mirroring hard disk DVR, jika DVR anda memiliknya. Fitur ini mempunyai kelebihan dibanding saran nomor 1. Dengan fitur ini DVR akan menggunakan 2 hard disk sekaligus saat proses record. 1 hard disk sebagai storage record dan satu lagi sebagai mirrornya. Nah saat hard disk full, anda cukup mengganti hard disk mirror. Sedangkan hard disk utama tetap terpasang DAN hasil record sebelumnya masih bisa di playback.
UPDATE!!!
Beberapa hari terakhir saya berkutat lagi dengan masalah backup DVR ini. Percobaan terakhir mengenai backup over LAN memberikan informasi baru. Kesimpulan baru yang didapat adalah sbb:
- Kecepatan backup over LAN ternyata tidak secepat yang saya perkirakan. Bandwitdh 100 Mbps LAN tidak serta merta membuat backup via LAN ini lebih cepat dari backup via port USB. Tetap ada bottle neck di chip DVR. Speed backup over LAN salah satu DVR yang saya test ternyata mentok di 1,6 Mbps.
- Konsep backup adalah “tetap” menyimpan sebagian durasi record dari HD internal ke media eksternal, bisa usb stick (flashdisk), ataupun hard disk external. Saya mencoba untuk membackup “hanya” 5 hari durasi record yang memakan space lebih dari 4 GB dan hasilnya selalu gagal. Selalu berhenti ditengah proses. Ini menandakan bahwa backup hanya ditujukan untuk menyimpan hasil record pada durasi yang tidak terlalu lama.
Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat…